Salam persahabatan buat Sobat semua !, kabar baik tentunya bagi Sobat semua. Sekarang kita akan mengulas tentang Singkat Cara Budidaya Ikan Kerapu Bebek Di Keramba Jaraing Apung." I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
II. BAHAN DAN PERALATAN, METODE
- Lambit
- Aerator batery : dipakai pada saat ikan diberi perlakuan dalam bak/ember
- Jas hujan
2.2 Metode
Kegiatan dibagi menjadi 2 kegiatan pokok, yakni ; Analisa Usaha dan pemasaran.
2.2.1 Persiapan
a. Persiapan Sarana Pemeliharaan
Kegiatan persiapan sarana pemeliharaan yang dilakukan adalah ;
- Setting waring hitam ukuran 1,2x1,2x1,5 m di KJA. Waring hitam dianggap baik karena disamping harganya murah juga memudahkan dalam kegiatan grading dan yang paling penting waring hitam terbuat dari bahan yang lembut sehingga cocok untuk ikan kecil, bahannya kuat dan dapat dipergunakan berulang kali dan tahan terhadap binatang pengganggu.
- Kebersihan di atas KJA, meliputi pemberantasan hama budidaya, seperti kepiting dan ular laut yang banyak bersembunyi di atas pelampung styrofoam. Permukkan pelampung juga harus dibersihkan dari teritip dan rumput laut liar.
- Pemasangan shelter. Shelter dipakai dari bahan pipa PVC diameter 3 � panjang 25-30 cm. Untuk 1 waring bisa digantungkan 3-4 shelter. Shelter dapat berguna untuk mengurangi stress pada ikan sehingga dapat mengurangi gejala penyakit. Setelah terpasang shelter, pada begian atas waring perlu dipasang cover. Cover berguna untuk memberikan efek teduh bagi ikan peliharaan.
2.2.2 Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan dimulai dari kegiatan sebagai berikut ;
a. Penebaran Benih
Benih Kerapu Bebek bebek dengan padat tebar per waring adalah 100 � 200 ekor melihat ukuran dari karamba. Benih yang datang siap tebar langsung diadaptasikan di atas KJA. Dalam penebaran benih adaptasi dilakukan sebagai berikut :
1. Membuka box/styrofoam di tempat yang agak gelap agar ikan tidak terkejut.
2. Meletakkan kantong ikan yang belum terbuka terendam dalam air pada lokasi pemeliharaan selama 10 � 20 menit agar suhu di dalam kantong dan di luar menjadi sama.
3. Melepaskan ikan melalui bukaan kantong plastik dan ditampung di box semula.
4. Aliri box/styrofoam dengan air sebanyak 200 � 300 %.
5. Ikan siap ditebar ke dalam wadah pemeliharaan .
b. Pengelolaan Pakan
Pakan yang digunakan adalah dari jenis ikan rucah dan pakan buatan. Pakan dipotong kecil-kecil sesuai dengan bukaan mulut benih dengan jumlah potongan yang dikonversikan dengan jumlah ikan. Beberapa hal yang penting dalam penanganan pakan adalah :
1. Pakan ikan rucah harus dalam keadaan segar
2. Sisa potongan pakan harus segera dibekukan ke dalam freezer
3. Pakan yang beku harus dicairkan terlebih dahulu secara benar sebelum diberikan pada ikan.
4. Pellet tidak boleh disimpan lebih dari 3 bulan
5. Pellet yang sudah berubah bau dan warna sebaiknya tidak diberikan pada ikan
c. Pengamatan Pertumbuhan
Untuk mengetahui pertumbuhan ikan dilakukan pengukuran dan sampling setiap satu bulan sekali. Disamping itu, untuk pengamatan pertumbuhan ikan juga perlu melakukan monitoring kondisi ikan yang berguna untuk mencegah timbulnya penyakit dan penyakit dapat ditanggulangi secara dini sebelum parah. Untuk memastikan bahwa ikan sehat, pengawasan dan monitoring sangat penting dilakukan. Pengawasan dan monitoring yang dilakukan meliputi pengawasan pakan dan lingkungannya serta membuat rekorcd yang baik tentang ukuran ikan, model kematian, perlakuan yang diberikan.
2.3. Faktor kegagalan
Di dalam budidaya dengan sistem KJA kendala yang biasa dihadapi adalah :
- Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit yang biasa timbul disebabkan oleh jeleknya mutu bibit, selain itu adanya keadaan perairan yang kurang memadai seperti dekatnya dengan kawasan industri, jalur pelayaran kapal laut, dll. hal ini dapat diantisipasi dengan pemilihan bibit yang baik, dan pemilihan lokasi budidaya yang tepat.
- Bencana Alam
Adanya siklus badai yang terjadi dalam kurun waktu satu tahun sekali, yang terjadi pada bulan Pebruari, hal ini dapat diantisipasi dengan penempatan karamba di daerah terlindung seperti teluk yang tidak terkena siklus badai tersebut, atau menarik karamba ketepian pada bulan-bulan badai (Pebruari).
- Keamanan
Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya pencurian terhadap kerapu di KJA, kita berlakukan jaga malam dengan memperketat dan menambah jumlah orang yang jaga malam pada saat ikan mulai menginjak usia konsumsi.
Faktor-faktor yang sering timbul diatas, selama ini mampu kita antisipasi sebelumnya, sehingga sejauh ini tidak sampai berpengaruh buruk terhadap kegiatan budidaya ikan kerapu di KJA."
Source : http://jefflhepo.blogspot.com/2012/01/singkat-cara-budidaya-ikan-kerapu-bebek.html
BUDIDAYA IKAN KERAPU BEBEK DI KARAMBA JARING APUNG
1.1 Latar Belakang
Beberapa model dan metode pembudidayaan ikan Kerapu Bebek terus di gali dan diteliti untuk mendapatkan salah satu model pembudidayaan yang paling efisien. Beberapa model yang sudah diterapkan adalah metode keramba jaring apung dan tambak. Belakangan ini usaha budidaya ikan Kerapu Bebek dengan metode karamba jaring apung makin marak di NTB. Model ini dirasakan paling cocok untuk diterapkan di daerah NTB,mengingat kondisi spesifik alam yang mendukung. Metode ini masih memberikan harapan yang optimis melalui pemanfaatan kolom air permukaan suatu kawasan budidaya.
Hasil tangkapan dari nelayan jarang sekali bisa bertahan hidup. Ini lantaran alat tangkap yang digunakan kurang mendukung. Penggunaan bubu, bagan, atau pancing sebagai alat tangkap sering membuat ikan terluka sehingga melemahkan kondisi tubuhnya, mengingat hal tersebut potensi budidaya di KJA sangat menjanjikan (Anonim.1994).
Metode KJA merupakan metode akuakultur yang paling produktif. Beberapa keuntungan yang dimiliki metode KJA, yaitu tingginya padat penebaran, jumlah dan mutu air yang selalu memadai, tidak diperlukannya pengelolaan tanah, mudahnya pengendalian gangguan pemangsa, dan mudahnya pemanenan. Agar budidaya ikan di KJA berhasil maka pemasangan KJA tidak dilakukan disembarang tempat, harus dipilih lokasi yang memenuhi aspek teknis dan sosial ekonomis(Sunyoto.1994).
Lima persyaratan utama dalam pembudidayaan ikan di laut adalah ketersediaan benih, lingkungan yang memadai, stock pakan yang cukup, sumberdaya manusia dan penguasaan teknologi pembudidayaan (Kriswantoro, Sunyoto. 1986).
Hasil tangkapan dari nelayan jarang sekali bisa bertahan hidup. Ini lantaran alat tangkap yang digunakan kurang mendukung. Penggunaan bubu, bagan, atau pancing sebagai alat tangkap sering membuat ikan terluka sehingga melemahkan kondisi tubuhnya, mengingat hal tersebut potensi budidaya di KJA sangat menjanjikan (Anonim.1994).
Metode KJA merupakan metode akuakultur yang paling produktif. Beberapa keuntungan yang dimiliki metode KJA, yaitu tingginya padat penebaran, jumlah dan mutu air yang selalu memadai, tidak diperlukannya pengelolaan tanah, mudahnya pengendalian gangguan pemangsa, dan mudahnya pemanenan. Agar budidaya ikan di KJA berhasil maka pemasangan KJA tidak dilakukan disembarang tempat, harus dipilih lokasi yang memenuhi aspek teknis dan sosial ekonomis(Sunyoto.1994).
Lima persyaratan utama dalam pembudidayaan ikan di laut adalah ketersediaan benih, lingkungan yang memadai, stock pakan yang cukup, sumberdaya manusia dan penguasaan teknologi pembudidayaan (Kriswantoro, Sunyoto. 1986).
II. BAHAN DAN PERALATAN, METODE
2.1 BAHAN DAN PERALATAN
Bahan-bahan yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah :
- Karamba jaring apung : sebagai sarana / wadah pemeliharaan
- Benih ikan Kerapu Bebek
- Pakan ikan rucah : (rincian terlampir)
- Pakan buatan : (rincian terlampir)
- Feed additive ikan pembesaran : menambah asupan nutrisi oleh ikan Kerapu Bebek
Adapun peralatan yang dipergunakan dalam kegiatan ini adalah :
- Jaring pengganti : mennganti jaring yang sudah kotor
- Keranjang pakan : menampung pakan dalam freezer
- Keranjang sortir : memilah dan memisahkan ikan ssesuai ukuran
- Pemotong ikan rucah
- Timbangan duduk : untuk sampling
- Tali PE 4mm : untuk mengikat jaring di KJA
- Scoopnet besar : menangkap ikan
- Scopnet kecil : mengambil sisa kotoran / ikan mati di dasar jaring
- Bak kap. 30 liter : untuk perlakuan pengobatan dan perendaman ikan dengan multivitamin
- Ember
- Tali coban : menjahit / perawatan jaring yang robek
Bahan-bahan yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah :
- Karamba jaring apung : sebagai sarana / wadah pemeliharaan
- Benih ikan Kerapu Bebek
- Pakan ikan rucah : (rincian terlampir)
- Pakan buatan : (rincian terlampir)
- Feed additive ikan pembesaran : menambah asupan nutrisi oleh ikan Kerapu Bebek
Adapun peralatan yang dipergunakan dalam kegiatan ini adalah :
- Jaring pengganti : mennganti jaring yang sudah kotor
- Keranjang pakan : menampung pakan dalam freezer
- Keranjang sortir : memilah dan memisahkan ikan ssesuai ukuran
- Pemotong ikan rucah
- Timbangan duduk : untuk sampling
- Tali PE 4mm : untuk mengikat jaring di KJA
- Scoopnet besar : menangkap ikan
- Scopnet kecil : mengambil sisa kotoran / ikan mati di dasar jaring
- Bak kap. 30 liter : untuk perlakuan pengobatan dan perendaman ikan dengan multivitamin
- Ember
- Tali coban : menjahit / perawatan jaring yang robek
- Aerator batery : dipakai pada saat ikan diberi perlakuan dalam bak/ember
- Jas hujan
2.2 Metode
Kegiatan dibagi menjadi 2 kegiatan pokok, yakni ; Analisa Usaha dan pemasaran.
2.2.1 Persiapan
a. Persiapan Sarana Pemeliharaan
Kegiatan persiapan sarana pemeliharaan yang dilakukan adalah ;
- Setting waring hitam ukuran 1,2x1,2x1,5 m di KJA. Waring hitam dianggap baik karena disamping harganya murah juga memudahkan dalam kegiatan grading dan yang paling penting waring hitam terbuat dari bahan yang lembut sehingga cocok untuk ikan kecil, bahannya kuat dan dapat dipergunakan berulang kali dan tahan terhadap binatang pengganggu.
- Kebersihan di atas KJA, meliputi pemberantasan hama budidaya, seperti kepiting dan ular laut yang banyak bersembunyi di atas pelampung styrofoam. Permukkan pelampung juga harus dibersihkan dari teritip dan rumput laut liar.
- Pemasangan shelter. Shelter dipakai dari bahan pipa PVC diameter 3 � panjang 25-30 cm. Untuk 1 waring bisa digantungkan 3-4 shelter. Shelter dapat berguna untuk mengurangi stress pada ikan sehingga dapat mengurangi gejala penyakit. Setelah terpasang shelter, pada begian atas waring perlu dipasang cover. Cover berguna untuk memberikan efek teduh bagi ikan peliharaan.
2.2.2 Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan dimulai dari kegiatan sebagai berikut ;
a. Penebaran Benih
Benih Kerapu Bebek bebek dengan padat tebar per waring adalah 100 � 200 ekor melihat ukuran dari karamba. Benih yang datang siap tebar langsung diadaptasikan di atas KJA. Dalam penebaran benih adaptasi dilakukan sebagai berikut :
1. Membuka box/styrofoam di tempat yang agak gelap agar ikan tidak terkejut.
2. Meletakkan kantong ikan yang belum terbuka terendam dalam air pada lokasi pemeliharaan selama 10 � 20 menit agar suhu di dalam kantong dan di luar menjadi sama.
3. Melepaskan ikan melalui bukaan kantong plastik dan ditampung di box semula.
4. Aliri box/styrofoam dengan air sebanyak 200 � 300 %.
5. Ikan siap ditebar ke dalam wadah pemeliharaan .
b. Pengelolaan Pakan
Pakan yang digunakan adalah dari jenis ikan rucah dan pakan buatan. Pakan dipotong kecil-kecil sesuai dengan bukaan mulut benih dengan jumlah potongan yang dikonversikan dengan jumlah ikan. Beberapa hal yang penting dalam penanganan pakan adalah :
1. Pakan ikan rucah harus dalam keadaan segar
2. Sisa potongan pakan harus segera dibekukan ke dalam freezer
3. Pakan yang beku harus dicairkan terlebih dahulu secara benar sebelum diberikan pada ikan.
4. Pellet tidak boleh disimpan lebih dari 3 bulan
5. Pellet yang sudah berubah bau dan warna sebaiknya tidak diberikan pada ikan
c. Pengamatan Pertumbuhan
Untuk mengetahui pertumbuhan ikan dilakukan pengukuran dan sampling setiap satu bulan sekali. Disamping itu, untuk pengamatan pertumbuhan ikan juga perlu melakukan monitoring kondisi ikan yang berguna untuk mencegah timbulnya penyakit dan penyakit dapat ditanggulangi secara dini sebelum parah. Untuk memastikan bahwa ikan sehat, pengawasan dan monitoring sangat penting dilakukan. Pengawasan dan monitoring yang dilakukan meliputi pengawasan pakan dan lingkungannya serta membuat rekorcd yang baik tentang ukuran ikan, model kematian, perlakuan yang diberikan.
2.3. Faktor kegagalan
Di dalam budidaya dengan sistem KJA kendala yang biasa dihadapi adalah :
- Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit yang biasa timbul disebabkan oleh jeleknya mutu bibit, selain itu adanya keadaan perairan yang kurang memadai seperti dekatnya dengan kawasan industri, jalur pelayaran kapal laut, dll. hal ini dapat diantisipasi dengan pemilihan bibit yang baik, dan pemilihan lokasi budidaya yang tepat.
- Bencana Alam
Adanya siklus badai yang terjadi dalam kurun waktu satu tahun sekali, yang terjadi pada bulan Pebruari, hal ini dapat diantisipasi dengan penempatan karamba di daerah terlindung seperti teluk yang tidak terkena siklus badai tersebut, atau menarik karamba ketepian pada bulan-bulan badai (Pebruari).
- Keamanan
Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya pencurian terhadap kerapu di KJA, kita berlakukan jaga malam dengan memperketat dan menambah jumlah orang yang jaga malam pada saat ikan mulai menginjak usia konsumsi.
Faktor-faktor yang sering timbul diatas, selama ini mampu kita antisipasi sebelumnya, sehingga sejauh ini tidak sampai berpengaruh buruk terhadap kegiatan budidaya ikan kerapu di KJA."
Source : http://jefflhepo.blogspot.com/2012/01/singkat-cara-budidaya-ikan-kerapu-bebek.html
asalnya sembilu dari buluh
Jika dianyam jadikan tampian
Kami menyusun jarinya sepuluh
Salah dan silaf mohonlah dimaafkan
0 Komentar untuk "Singkat Cara Budidaya Ikan Kerapu Bebek Di Keramba Jaraing Apung"