Kumpulan artikel seputar pertanian & perikanan

Pangan Menentukan Konsumsi Limbah

Selamat bertemu kembali Sobat semua !, saya harap Sobat semua masih dalam keaadaan sehat dan bahagia. Dalam kesempatan ini kita akan mengupas tentang Pangan Menentukan Konsumsi Limbah."
Cara-cara kita dalam memenuhi kebutuhan akan pangan, papan, dan sandang mencerminkan budaya, iklim dan ekosistem kita yang beragam. Namun, tak ada faktor yang lebih penting daripada kesejahteraan kita. Ada sebuah aturan umum: kian banyak uang, kian banyak pula yang kita konsumsi, dengan begitu, kian banyak sampah, semakin banyak kita mengganggu bumi.
Telah ada keuntungan sangat besar menyangkut kesejahteraan dalam tahun-tahun terakhir, teristimewa di negara-negara yang perekonomiannya sedang bangkit. Jaminan ekonomi yang lebih besar bagi segenap umat manusia mesti menjadi tujuan; mencapainya tanpa memperlaju ketiadaan jaminan lingkungan adalah tantangan paling nyata.



Ironi kantong plastik
Kantong plastik murah punya banyak manfaat dan berlimpah, 500 miliar-satu triliun kantong dipakai di seluruh dunia setiap tahun. Dari membawa belanjaan di Calgary hingga menghidangkan jus buah di trotoar Bangkok. Sebagian besar dipakai hanya sekali dan dibuang. Jutaan kantong plastik menyumbat lingkungan, membunuh penyu. Larangan-larangan baru di beberapa negara Afrika Timur dan di San Francisco munkin merujuk pada masa depan.

�Satu kantong plastik memakan satu detik untuk dibuat, 20 menit dalam penggunaan, dan memakan 100-400 tahun untuk terurai secara alamiah.�

Pangan dan Air: Meningkatnya Permintaan; Kemajuan dan Tantangan
Kini kita berada dalam posisi terbalik dibanding sebelumnya, dalam mengejar kecukupan pangan. Namun, ada berbagai pilihan dilematis untuk mengurangi dampak lingkungannya.
Selalu terdapat kebutuhan pangan yang lebih banyak dan lebih baik. Namun, kenaikan produksi pangan dunia yang hampir 170 persen dalam empat dasawarsa terakhir punya dampak lingkungan yang tinggi, termasuk kerusakan parah pada banyak lahan pertanian dan penurunan kualitas lingkungan secara umum yang meluas. Bisakah kita menemukan titik keseimbangan antara produksi dan polusi?
Bagi sebagian orang, jawabannya adalah mengandalkan lebih banyak teknologi, termasuk rekayasa tanaman agar tahan terhadap hama, penyakit, atau kekeringan. Lainnya memilih pertanian organik: gabungan metode tradisional dan penelitian baru untuk menanam tanpa pupuk kimia, pestisida, atau rekayasa genetika. Pada setiap pendekatan ada kelebihan sekaligus kekurangan.
Pangan dan air berkait sangat erat dan revolusi pertanian memiliki dampak mendalam pada sumber air. Di banyak tempat, pengairan intensif dan pemanfaatan air untuk keperluan lainnya habis-habisan menguras danau, sungai, dan kuifer bawah tanah. Limbah pertanian menjadi komponen utama pencemar sumber air bersih. Bersama perubahan pola cuaca serta kemarau berkepanjangan di banyak daerah, meningkatnya pertanian membuat persediaan air bersih menjadi topik penting di abad ke-21 ini.
Hanya dalam beberapa generasi, kita belajar memeroduksi pangan dalam jumlah besar, yang dulu belum pernah terjadi. Bahkan, banyak pakar berpendapat bahwa kita akhirnya akan mampu mengakhiri bencana kelaparan untuk selama-lamanya. Tantangan terbesar kita ini adalah menemukan cara untuk mengeyangkan dunia tanpa mengobral tanah, ekosistem, dan sumber air tempat bergantung semua mahluk hidup.

Persediaan Air Terancam
Ketersediaan air menjadi topik utama dunia seiring dengan fakta bahwa sekitar satu hingga dua juta jiwa berjuang untuk mendapatkan 20-50 liter air perhari guna keperluan minum, memasak, dan kebersihan.
Kita menggunakan air untuk banyak hal, mulai dari minum dan mencuci hingga proses industri serta untuk membangkitkan listrik. Namun, pertanian dan peternakan merupakan pengguna terbesar, jauh di atas yang lain, yakni sekitar 70 persen penggunaan air di seluruh dunia.
Pertanian membawa bencana ganda � air bersih dalam jumlah besar disedot untuk irigasi, sementara limbah untuk pestisida, pupuk, dan kotoran hewan mencemari sungai, danau, dan perairan pantai dengan bahan kimia beracun serta kelebihan zat hara.

�Pemakaian air tumbuh lebih dari dua kali lipat laju pertambahan penduduk pada abad yang lalu....�

Diadopsi dari National Geografic Edisi Indonesia
Bagawat idam

"
Source : http://akuakulturunhas.blogspot.com/2008/09/pangan-menentukan-konsumsi-limbah.html

         Kepada para pembaca, saya memohon maaf apabila terdapat kekurangan dan kekeliruan bagi tulisan yang saya buat ini. Karena penulis sendiri hanyalah manusia yang bisa melakukan kesalahan. Akhir kata semoga kupasan tentang Pangan Menentukan Konsumsi Limbah yang saya buat ini dapat bermanfaat untuk saya khususnya dan pembaca sekalian.



Video yang berkaitan dengan Pangan Menentukan Konsumsi Limbah


Related Post

0 Komentar untuk "Pangan Menentukan Konsumsi Limbah"

Back To Top