Jumpa lagi dengan saya ya Sobat semua !, dan pastinya Sobat semua dalam keadaan bahagia. Kali ini kita akan membahas mengenai manajemen pemeliharaan sarana dan prasarana di sekolah menengah pertama."BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sarana dan prasarana merupakan pendukung yang sangat penting untuk mencapai suatu tujuan dalam sebuah organisasi atau institusi. Sarana dan prasarana yang baik dan memadai dapat menunjang jalan suatu organisasi sehingga usaha untuk mencapai tujuan dapat efektif dan efisien. Dalam dunia pendidikan terutama di sekolah-sekolah, sarana dan parasana memainkan peranan yang tidak kalah penting keberadaannya dengan sumberdaya manusia. Apabila salah satu dari itu tidak tersedia maka proses pembelajaran tidak dapat berjalan.
Suryadi (2002:102) mengatakan sarana dan prasarana pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan pendidikan karena akan menyangkut pemenuhan prasyarat pendidikan yang memadai. Lebih jauh dikatakan bahwa sarana dan prasarana pendidikan merupakan instrument kebijakan pendidikan yang dapat dikendalikan oleh pemerintah serta mudah diukur.
Para pakar dan penyelenggara pendidikan percaya bahwa tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang lengkap merupakan faktor pendukung dalam mencapai mutu pendidikan. Indikator sekolah bermutu antara lain juga dilihat dari kelengkapan dan kualitas sarana dan prasarana atau fasilitas yang dimiliki oleh sekolah tersebut. Sagala (2007:220) mengatakan bahwa dari berbagai penelitian dapat diinformasikan bahwa sekolah yang termasuk sekolah favorit didukung oleh fasilitas belajar, fasilitas olah raga dan kelengkapan yang cukup memadai. Lebih jauh Sagala (2007:220) menyatakan keadaan sekolah yang memadai adalah sekolah yang didukung oleh fasilitias laboratorium, perpustakaan dan fasilitas lainnya untuk mengembangkan minat serta bakat para peserta didiknya dan lokasinya terletak pada daerah yang sangat strategis dan lingkungan yang nyaman. Sarana dan prasarana pendidikan yang bermutu tersebut antara lain: (1) bangunan sekolah yang lengkap dengan ruang kantor, ruang kelas, perpustakaan, laboratorium (laboratorium Fisika, Biologi, Kimia, dan Bahasa), ruang pertemuan, kamar mandi/WC dengan lay-out yang tertata indah, rapi, bersih, segar dan nyaman, (2) Perabot kantor, meubeler dan peralatan yang lengkap dan baik. (3) Perpustakaan dengan jumlah, jenis, judul buku yang lengkap terjaga rapi, bersih, dan dilengkapi dengan ruang baca yang nyaman. (4) Laboratorium IPA, Bahasa dan komputer, dengan fasilitas lengkap dan modern. (5) Taman halaman tertata indah, bersih dan segar, serta pagar halaman yang baik dan aman.
Berbagai usaha dilakukan oleh pengelola sekolah untuk dapat memiliki sarana dan prasarana sekolah tersebut baik melalui bantuan pemerintah, maupun dari sumbangan masyarakat dan orang tua siswa. Dengan sarana dan prasarana yang bertambah lengkap tersebut pengelola sekolah berharap dapat memanfaatkannya secara optimal untuk mendukung kelancaran proses relajar mengajar. Pada akhirnya diharapkan mutu belajar siswa dapat meningkat.
Satu hal yang sering terlupakan oleh sekolah unggul sekalipun adalah bahwa usaha pengadaan dan perlengkapan sarana dan prasarana pendidikan sekolah yang telah dilakukan dengan susah payah dan membutuhkan anggaran yang besar, belum ditindak lanjuti dengan program pemanfaatan yang maksimal, dan lebih dari itu juga belum terpikirkan secara baik tentang sistem pemeliharaannya. Sagala (2007:219) mengatakan sering kali dijumpai pemeliharaan atau perawatan sarana, prasarana dan perlengkapan di sekolah tidak berjalan baik. Inventarisasi perlengkapan, kegiatan melaksanakan pengurusan dan penyelenggaraan, pengaturan, dan pencatatan barang perlengkapan yang menjadi milik sekolah juga tidak berjalan semestinya. Banyak kasus terjadi di beberapa sekolah yang mendapat bantuan proyek pengadaan fasilitas pendidikan misalnya: (1) peralatan rusak sebelum dipakai, karena sekolah tidak mempunyai tenaga ahli yang dapat mengoperasikan alat baru tersebut, sehingga alat yang baru itu dibiarkan kena debu, lembab dan akhirnya rusak. (2) peralatan laboratorium cepat rusak, karena banyak guru tidak mahir menggunakannya dan siswa sering coba-coba, sementara tenaga laboran tidak memiliki kemampuan merawatnya. (3) sekolah tidak mengalokasikan dana perawatan yang cukup, karena memang tidak ada program yang lengkap. (4) kamar mandi/WC kantor pimpinan sekolah selalu mendapat perawatan rutin setiap hari dan bahkan diberi bahan pengharum padahal pemakainya hanya 1 atau 2 orang, sementara kamar mandi/WC siswa dengan jumlah pemakai banyak jarang dibersihkan, sehingga ada sekolah yang kamar mandi/WC untuk siswa kotor berbau, bahkan kran bocor dibiarkan sampai berbulan-bulan dan tidak sedikit sekolah yang hanya mempunyai sumber air yang terbatas sehingga siswa sering tidak menyiram bekas buang air mereka. Tidak jelas siapa yang harus memeriksa, kepada siapa dilaporkan, kapan diganti, tersediakah cadangan kran di sekolah, dan sebagainya.
Rusaknya fasilitas sekolah yang mengganggu kelancaran pelaksanaan program pembelajaran siswa, memang tidak segera terlihat dampaknya terhadap mutu lulusan sebagai produk pendidikan. Dan umumnya guru dan laboran tidak segera dapat mengatasi kerusakan alat, karena kemampuan, waktu, bahan, dan dana yang tidak tersedia.
Dalam mengaplikasikan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang telah mulai diberlakukan, seringkali sarana pendukung mengalami kerusakan pada waktu akan digunakan. Seperti ketika akan belajar dengan menggunakan media elektronik, seringkali aliran listrik tidak befungsi sehingga siswa harus pindah ruangan ke perpustakaan atau laboratorium. Hal ini mengakibatkan habisnya waktu yang efektif untuk belajar. Contoh lain yang seringkali dialami di sekolah adalah dalam pemakaian laboratorium bahasa. Karena kurangnya pengetahuan guru dan siswa dalam penggunaan peralatan seperti tape (boot), maka alat tersebut tidak bertahan lama, akibatnya siswa tidak dapat menggunakan alat tersebut untuk memaksimalkan kegiatan belajar mereka.
Sekolah-sekolah di Kabupaten Lebong baik sekolah yang lama maupun sekolah baru telah mempunyai fasilitas pendukung belajar dan mengajar yang memadai dan bahkan ada sekolah yang fasilitasnya sudah lengkap seperti jumlah ruang belajar, kantor, laboratorium IPA, laboratorium bahasa dan bahkan kantin dan mushallah.. Semua sarana tersebut juga dilengkapi dengan berbagai prasarana pendukungnya, seperti meja, kursi, lemari, papan tulis, peralatan labor, komputer, mesin tik dan juga mesin stensil atau mesin untuk mengkopi. Fasilitas demikian tentu membutuhkan perawatan yang baik agar tetap dapat digunakan.
Perawatan atau pemeliharaan adalah suatu bentuk tindakan yang dilakukan dengan sadar untuk menjaga agar suatu alat selalu dalam keadaan siap pakai, atau tindakan melakukan perbaikan sampai pada kondisi alat dapat bekerja kembali. Perawatan sarana dan prasarana pada umunya dapat dibagi dua yaitu perawatan terencana dan perawatan tidak terencana (Depdikbud:1999:1). Perawatan terencana didefinisikan sebagai proses perawatan yang diatur untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi terhadap peralatan di waktu yang akan datang, sedangkan perawatan tidak terencana adalah proses perawatan yang dilakukan sewaktu-waktu jika suatu peralatan mengalami kerusakan.
Sebelum penelitian dilaksanakan secara resmi, penulis berbincang-bincang dengan wakil kepala sekolah di SMP Negeri 1 Lebong Selatan. Dalam perbincangan itu penulis mengetahui adanya fasilitas sekolah yang tidak terawat dengan baik sehingga tidak lagi difungsikan sebagaimana mestinya. Salah satu fasilitas itu adalah laboratorium Komputer. Laboratorium bahasa itu hanya dapat digunakan lebih kurang selama dua tahun. Ketika penulis bertanya lebih jauh, rusaknya fasilitas laboratorium Komputer itu disebabkan oleh kurangnya pengetahuan siswa dalam menggunakannya dan peralatan itu memang tidak begitu bagus mutunya. Karena perawatan di labor ini tidak berjalan dengan begitu baik, keberlangsungan penggunaannya menjadi terhenti.
Keberlangsungan penggunaan sarana dan prasarana yang senantiasa digunakan ini akan tetap dapat dipergunakan jika pemeliharaan yang intensif dilakukan oleh warga sekolah. Andaikan tidak terawat dengan baik maka tentu saja hal ini akan dapat menghambat keberlangsungan proses belajar mengajar yang berakibat siswa tidak dapat belajar dengan baik dan guru juga tidak dapat memaksimalkan tugasnya serta terganggunya efektivitas kerja lainnya. Dengan kata lain mutu pembelajaran disekolah menjadi buruk yang berdampak mutu keluaran tidak banar-benar maksimal.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas penulis ingin mengetahui secara mendalam dan penuh pemahaman (comprehensive) tentang bagaimana fasilitas sekolah yang demikian banyak macam dan ragamnya itu dapat terpelihara. Oleh karena itu peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian yang berkenaan dengan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah di wilayah dimana peneliti tinggal.
Penelitian ini dilakukan SMP Negeri 1 Lebong Selatan dan SMP Negeri 1 Lebong Sakti. Kedua SMP tersebut diharapkan dapat mewakili SMP- SMP lain yang ada di Kabupaten Lebong. SMP Negeri 1 Lebong Selatan dan SMP Negeri 1 Lebong Sakti, tempat penelitian ini akan dilakukan, telah mempunyai fasilitas pendukung proses belajar dan mengajar yang cukup lengkap. Beberapa fasilitas yang dimiliki sekolah-sekolah ini seperti, Laboratorium IPA, Laboratorium Komputer, Mushallah, lapangan pendukung olah raga, ruang kesenian dan fasilitas-fasilitas lainnya. Dengan demikian penulis yakin bahwa kedua sekolah ini program perawatan berjalan dengan baik dibawah kepemimpinan kepala sekolahnya dan wakil kepala bidang sarana dan prasarananya
Dengan keadaan demikian, penulis ingin mengetahui sejauhmana tindakan yang dilakukan oleh sekolah dalam mempertahankan usia pakai sarana dan prasarana pendidikan di SMP Negeri 1 Lebong Selatan dan SMP Negeri 1 Lebong Sakti. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi dan gambaran yang dapat dijadikan acuan atau referensi oleh pemerhati dan para pengambil kebijakan di bidang pendidikan dalam upaya meningkatkan pelayanan terhadap peserta didik dan orang tua serta masyarakat pada umumnya. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat membantu kepala sekolah yang selama ini belum memaksimalkan kerja wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana untuk melakukan kegiatan perawatan atau pemeliharaan fasilitas pendidikan di sekolah mereka.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah secara umum penelitian ini adalah, �Bagaimana manajemen pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMP Negeri 1 Lebong Selatan dan SMP Negeri 1 Lebong Sakti?�
Rumusan masalah secara umum di atas, selanjutnya dapat dirumuskan secara khusus sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan program pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah di SMP Negeri 1 Lebong Selatan dan SMP Negeri 1 Lebong Sakti?
2. Bagaimanakah pengaturan (organizing) program pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah di SMP Negeri 1 Lebong Selatan dan SMP Negeri 1 Lebong Sakti?
3. Bagaimanakah implementasi pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah di SMP Negeri 1 Lebong Selatan dan SMP Negeri 1 Lebong Sakti?
4. Bagaimanakah pengawasan (controlling) pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah di SMP Negeri 1 Lebong Selatan dan SMP Negeri 1 Lebong Sakti?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan manajemen pemeliharaan sarana dan prasaran sekolah di SMP Negeri 1 Lebong Selatan dan SMP Negeri 1 Lebong Sakti. Sedangkan tujuan penelitian ini secara khusus adalah untuk: (1) mendeskripsikan perencanaan program pemeliharaan sarana dan prasaran sekolah di SMP Negeri 1 Lebong Selatan dan SMP Negeri 1 Lebong Sakti, (2) mendeskripsikan pengaturan(organizing) program pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah di SMP Negeri 1 Lebong Selatan dan SMP Negeri 1 Lebong Sakti, (3) mendeskripsikan aktualisasi (actuating) pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah di SMP Negeri 1 Lebong Selatan dan SMP Negeri 1 Lebong Sakti, dan (4) mendeskripsikan pengawasan (controlling) pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah di SMP Negeri 1 Lebong Selatan dan SMP Negeri 1 Lebong Sakti.
D. Kegunaan Penelitian
1. Dinas Pendidikan
Manfaat yang diharapkan setelah penelitian ini selesai adalah agar hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif dalam memecahkan permasalahan di bidang sarana dan prasarana pendidikan di sekolah-sekolah negeri maupun swasta baik di Kabupaten Lebong maupun di daerah-daerah lain. Diharapkan juga hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian serupa yang lebih detil dan lebih sempurna lagi sehingga akan bermuara pada peningkatan pelayanan di bidang pendidikan kepada masyarakat yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas pendidikan bangsa Indonesia secara umum.
2. Sekolah
Bagi sekolah hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan bagi kepala sekolah dalam memberikan pembinaan terhadap petugas/pelaksana lapangan bahwa pemeliharaan sarana dan prasarana perlu diadakana secara benar dengan program perencanaan yang matang. Program perencanaan pemeliharaan ini bisa dijadikan kegiatan pemeliharaan secara terarah untuk dapat mempertahankan umur atau masa efektif dari penggunaan sarana dan prasarana sekolah itu sendiri.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dibatasai pada variable yang akan diteliti yaitu manajemen pemeliharaan sarana dan prasaran pendidikan, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan monitoring dan evaluasi program pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Lebong Selatan dan SMP Negeri 1 Lebong Sakti. Ruang lingkup pembahasan perawatan sarana dan prasarana sekolah adalah sarana dan peralatan yang berada di lingkungan sekolah menengah atas, termasuk di dalamnya peralatan kantor, laboratorium dan perpustakaan.
Objek penelitian ini adalah Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Lebong Selatan dan SMP Negeri 1 Lebong Sakti. Kedua sekolah ini berlokasi tidak jauh dengan pusat kota. SMP Negeri 1 Lebong Selatan berlokasi di jalan pariwisata II kecamatan lebong selatan. Dan SMP Negeri 1 Lebong Sakti
F. Definisi Konsep
1. Perawatan
Perawatan adalah upaya melakukan tindakan untuk membuat alat atau sarana dapat selalu dalam kondisi siap pakai dan berfungsi dengan baik. Perawatan terdiri dari perawatan terencana dan perawatan tidak terencana. Perawatan terencana ada yang bersifat preventif, korektif, dan prediktif. Perawatan tidak terencana berupa perawatan darurat atau perbaikan.
2. Manajemen
Manajemen adalah proses pengelolaan sumber daya untuk mencapai suatu tujuan secara efektif dan efisien. Dalam penerapan manajemen sumberdaya yang dikelolah meliputi 6 M, yaitu: man, money, materials, machines, method, dan minutes (manusia, uang, bahan, mesin atau peralatan, metode atau cara, dan waktu). Sedangkan fungsi manajemen meliputi empat kegiatan , yaitu planning, organizing, actuating dan controlling (perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, dan pengontrolan)
3. Sarana dan Prasarana Pendidikan
Sarana: adalah perangkat yang digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan. Dalam lembar pedoman penyelenggaraan program belajar SD, SMP dan SMA dalam majalah Gerbang , yang dimaksud sarana sekolah adalah (1) sumber belajar seperti: buku paket, buku pelengkap, buku referensi, buku bacaan, majalah, koran, modul, lembar kerjak, kaset Video, VCD, CD-ROM dan sebagainya. (2) Media pembelajaran seperti radio, cassette recorder,TV, OHP, Wireless, Slide Projector, LD/LCD/VCD/DVD Player, komputer dan sebagainya. (3) Sarana Informasi dan Teknologi (IT) seperti internet
Prasarana adalah perangkat pendukung yang digunakan untuk menunjang suatu penyelenggaraan kegiatan. Sedangkan prasarana belajar adalah ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang BK, ruang TU, ruang OSIS, ruang kelas, laboratorium, kantin, koperasi, tempat ibadah, lapangan Olahraga, kamar mandi/WC. Sasongko (2006:5.10) menyebutkan bahwa yang termasuk sarana dan prasarana pendidikan adalah alat peraga/alat praktek, laboratorium, perpustakaan, ruang keterampilan, ruang UKS, ruang Olah Raga, ruang kantor, ruang BP, gedung dan perabot.
4. Manajemen Perawatan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Manajemen perawatan sarana dan prasarana pendidikan adalah proses pengelolaan sumber daya yang ada di suatu institusi pendidikan dalam upaya melakukan tindakan untuk membuat sarana dan prasarana dapat selalu dalam kondisi siap pakai dan berfungsi dengan baik."
Source : http://ms-marizadenia.blogspot.com/2012/01/manajemen-pemeliharaan-sarana-dan.html
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sarana dan prasarana merupakan pendukung yang sangat penting untuk mencapai suatu tujuan dalam sebuah organisasi atau institusi. Sarana dan prasarana yang baik dan memadai dapat menunjang jalan suatu organisasi sehingga usaha untuk mencapai tujuan dapat efektif dan efisien. Dalam dunia pendidikan terutama di sekolah-sekolah, sarana dan parasana memainkan peranan yang tidak kalah penting keberadaannya dengan sumberdaya manusia. Apabila salah satu dari itu tidak tersedia maka proses pembelajaran tidak dapat berjalan.
Suryadi (2002:102) mengatakan sarana dan prasarana pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan pendidikan karena akan menyangkut pemenuhan prasyarat pendidikan yang memadai. Lebih jauh dikatakan bahwa sarana dan prasarana pendidikan merupakan instrument kebijakan pendidikan yang dapat dikendalikan oleh pemerintah serta mudah diukur.
Para pakar dan penyelenggara pendidikan percaya bahwa tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang lengkap merupakan faktor pendukung dalam mencapai mutu pendidikan. Indikator sekolah bermutu antara lain juga dilihat dari kelengkapan dan kualitas sarana dan prasarana atau fasilitas yang dimiliki oleh sekolah tersebut. Sagala (2007:220) mengatakan bahwa dari berbagai penelitian dapat diinformasikan bahwa sekolah yang termasuk sekolah favorit didukung oleh fasilitas belajar, fasilitas olah raga dan kelengkapan yang cukup memadai. Lebih jauh Sagala (2007:220) menyatakan keadaan sekolah yang memadai adalah sekolah yang didukung oleh fasilitias laboratorium, perpustakaan dan fasilitas lainnya untuk mengembangkan minat serta bakat para peserta didiknya dan lokasinya terletak pada daerah yang sangat strategis dan lingkungan yang nyaman. Sarana dan prasarana pendidikan yang bermutu tersebut antara lain: (1) bangunan sekolah yang lengkap dengan ruang kantor, ruang kelas, perpustakaan, laboratorium (laboratorium Fisika, Biologi, Kimia, dan Bahasa), ruang pertemuan, kamar mandi/WC dengan lay-out yang tertata indah, rapi, bersih, segar dan nyaman, (2) Perabot kantor, meubeler dan peralatan yang lengkap dan baik. (3) Perpustakaan dengan jumlah, jenis, judul buku yang lengkap terjaga rapi, bersih, dan dilengkapi dengan ruang baca yang nyaman. (4) Laboratorium IPA, Bahasa dan komputer, dengan fasilitas lengkap dan modern. (5) Taman halaman tertata indah, bersih dan segar, serta pagar halaman yang baik dan aman.
Berbagai usaha dilakukan oleh pengelola sekolah untuk dapat memiliki sarana dan prasarana sekolah tersebut baik melalui bantuan pemerintah, maupun dari sumbangan masyarakat dan orang tua siswa. Dengan sarana dan prasarana yang bertambah lengkap tersebut pengelola sekolah berharap dapat memanfaatkannya secara optimal untuk mendukung kelancaran proses relajar mengajar. Pada akhirnya diharapkan mutu belajar siswa dapat meningkat.
Satu hal yang sering terlupakan oleh sekolah unggul sekalipun adalah bahwa usaha pengadaan dan perlengkapan sarana dan prasarana pendidikan sekolah yang telah dilakukan dengan susah payah dan membutuhkan anggaran yang besar, belum ditindak lanjuti dengan program pemanfaatan yang maksimal, dan lebih dari itu juga belum terpikirkan secara baik tentang sistem pemeliharaannya. Sagala (2007:219) mengatakan sering kali dijumpai pemeliharaan atau perawatan sarana, prasarana dan perlengkapan di sekolah tidak berjalan baik. Inventarisasi perlengkapan, kegiatan melaksanakan pengurusan dan penyelenggaraan, pengaturan, dan pencatatan barang perlengkapan yang menjadi milik sekolah juga tidak berjalan semestinya. Banyak kasus terjadi di beberapa sekolah yang mendapat bantuan proyek pengadaan fasilitas pendidikan misalnya: (1) peralatan rusak sebelum dipakai, karena sekolah tidak mempunyai tenaga ahli yang dapat mengoperasikan alat baru tersebut, sehingga alat yang baru itu dibiarkan kena debu, lembab dan akhirnya rusak. (2) peralatan laboratorium cepat rusak, karena banyak guru tidak mahir menggunakannya dan siswa sering coba-coba, sementara tenaga laboran tidak memiliki kemampuan merawatnya. (3) sekolah tidak mengalokasikan dana perawatan yang cukup, karena memang tidak ada program yang lengkap. (4) kamar mandi/WC kantor pimpinan sekolah selalu mendapat perawatan rutin setiap hari dan bahkan diberi bahan pengharum padahal pemakainya hanya 1 atau 2 orang, sementara kamar mandi/WC siswa dengan jumlah pemakai banyak jarang dibersihkan, sehingga ada sekolah yang kamar mandi/WC untuk siswa kotor berbau, bahkan kran bocor dibiarkan sampai berbulan-bulan dan tidak sedikit sekolah yang hanya mempunyai sumber air yang terbatas sehingga siswa sering tidak menyiram bekas buang air mereka. Tidak jelas siapa yang harus memeriksa, kepada siapa dilaporkan, kapan diganti, tersediakah cadangan kran di sekolah, dan sebagainya.
Rusaknya fasilitas sekolah yang mengganggu kelancaran pelaksanaan program pembelajaran siswa, memang tidak segera terlihat dampaknya terhadap mutu lulusan sebagai produk pendidikan. Dan umumnya guru dan laboran tidak segera dapat mengatasi kerusakan alat, karena kemampuan, waktu, bahan, dan dana yang tidak tersedia.
Dalam mengaplikasikan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang telah mulai diberlakukan, seringkali sarana pendukung mengalami kerusakan pada waktu akan digunakan. Seperti ketika akan belajar dengan menggunakan media elektronik, seringkali aliran listrik tidak befungsi sehingga siswa harus pindah ruangan ke perpustakaan atau laboratorium. Hal ini mengakibatkan habisnya waktu yang efektif untuk belajar. Contoh lain yang seringkali dialami di sekolah adalah dalam pemakaian laboratorium bahasa. Karena kurangnya pengetahuan guru dan siswa dalam penggunaan peralatan seperti tape (boot), maka alat tersebut tidak bertahan lama, akibatnya siswa tidak dapat menggunakan alat tersebut untuk memaksimalkan kegiatan belajar mereka.
Sekolah-sekolah di Kabupaten Lebong baik sekolah yang lama maupun sekolah baru telah mempunyai fasilitas pendukung belajar dan mengajar yang memadai dan bahkan ada sekolah yang fasilitasnya sudah lengkap seperti jumlah ruang belajar, kantor, laboratorium IPA, laboratorium bahasa dan bahkan kantin dan mushallah.. Semua sarana tersebut juga dilengkapi dengan berbagai prasarana pendukungnya, seperti meja, kursi, lemari, papan tulis, peralatan labor, komputer, mesin tik dan juga mesin stensil atau mesin untuk mengkopi. Fasilitas demikian tentu membutuhkan perawatan yang baik agar tetap dapat digunakan.
Perawatan atau pemeliharaan adalah suatu bentuk tindakan yang dilakukan dengan sadar untuk menjaga agar suatu alat selalu dalam keadaan siap pakai, atau tindakan melakukan perbaikan sampai pada kondisi alat dapat bekerja kembali. Perawatan sarana dan prasarana pada umunya dapat dibagi dua yaitu perawatan terencana dan perawatan tidak terencana (Depdikbud:1999:1). Perawatan terencana didefinisikan sebagai proses perawatan yang diatur untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi terhadap peralatan di waktu yang akan datang, sedangkan perawatan tidak terencana adalah proses perawatan yang dilakukan sewaktu-waktu jika suatu peralatan mengalami kerusakan.
Sebelum penelitian dilaksanakan secara resmi, penulis berbincang-bincang dengan wakil kepala sekolah di SMP Negeri 1 Lebong Selatan. Dalam perbincangan itu penulis mengetahui adanya fasilitas sekolah yang tidak terawat dengan baik sehingga tidak lagi difungsikan sebagaimana mestinya. Salah satu fasilitas itu adalah laboratorium Komputer. Laboratorium bahasa itu hanya dapat digunakan lebih kurang selama dua tahun. Ketika penulis bertanya lebih jauh, rusaknya fasilitas laboratorium Komputer itu disebabkan oleh kurangnya pengetahuan siswa dalam menggunakannya dan peralatan itu memang tidak begitu bagus mutunya. Karena perawatan di labor ini tidak berjalan dengan begitu baik, keberlangsungan penggunaannya menjadi terhenti.
Keberlangsungan penggunaan sarana dan prasarana yang senantiasa digunakan ini akan tetap dapat dipergunakan jika pemeliharaan yang intensif dilakukan oleh warga sekolah. Andaikan tidak terawat dengan baik maka tentu saja hal ini akan dapat menghambat keberlangsungan proses belajar mengajar yang berakibat siswa tidak dapat belajar dengan baik dan guru juga tidak dapat memaksimalkan tugasnya serta terganggunya efektivitas kerja lainnya. Dengan kata lain mutu pembelajaran disekolah menjadi buruk yang berdampak mutu keluaran tidak banar-benar maksimal.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas penulis ingin mengetahui secara mendalam dan penuh pemahaman (comprehensive) tentang bagaimana fasilitas sekolah yang demikian banyak macam dan ragamnya itu dapat terpelihara. Oleh karena itu peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian yang berkenaan dengan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah di wilayah dimana peneliti tinggal.
Penelitian ini dilakukan SMP Negeri 1 Lebong Selatan dan SMP Negeri 1 Lebong Sakti. Kedua SMP tersebut diharapkan dapat mewakili SMP- SMP lain yang ada di Kabupaten Lebong. SMP Negeri 1 Lebong Selatan dan SMP Negeri 1 Lebong Sakti, tempat penelitian ini akan dilakukan, telah mempunyai fasilitas pendukung proses belajar dan mengajar yang cukup lengkap. Beberapa fasilitas yang dimiliki sekolah-sekolah ini seperti, Laboratorium IPA, Laboratorium Komputer, Mushallah, lapangan pendukung olah raga, ruang kesenian dan fasilitas-fasilitas lainnya. Dengan demikian penulis yakin bahwa kedua sekolah ini program perawatan berjalan dengan baik dibawah kepemimpinan kepala sekolahnya dan wakil kepala bidang sarana dan prasarananya
Dengan keadaan demikian, penulis ingin mengetahui sejauhmana tindakan yang dilakukan oleh sekolah dalam mempertahankan usia pakai sarana dan prasarana pendidikan di SMP Negeri 1 Lebong Selatan dan SMP Negeri 1 Lebong Sakti. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi dan gambaran yang dapat dijadikan acuan atau referensi oleh pemerhati dan para pengambil kebijakan di bidang pendidikan dalam upaya meningkatkan pelayanan terhadap peserta didik dan orang tua serta masyarakat pada umumnya. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat membantu kepala sekolah yang selama ini belum memaksimalkan kerja wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana untuk melakukan kegiatan perawatan atau pemeliharaan fasilitas pendidikan di sekolah mereka.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah secara umum penelitian ini adalah, �Bagaimana manajemen pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMP Negeri 1 Lebong Selatan dan SMP Negeri 1 Lebong Sakti?�
Rumusan masalah secara umum di atas, selanjutnya dapat dirumuskan secara khusus sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan program pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah di SMP Negeri 1 Lebong Selatan dan SMP Negeri 1 Lebong Sakti?
2. Bagaimanakah pengaturan (organizing) program pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah di SMP Negeri 1 Lebong Selatan dan SMP Negeri 1 Lebong Sakti?
3. Bagaimanakah implementasi pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah di SMP Negeri 1 Lebong Selatan dan SMP Negeri 1 Lebong Sakti?
4. Bagaimanakah pengawasan (controlling) pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah di SMP Negeri 1 Lebong Selatan dan SMP Negeri 1 Lebong Sakti?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan manajemen pemeliharaan sarana dan prasaran sekolah di SMP Negeri 1 Lebong Selatan dan SMP Negeri 1 Lebong Sakti. Sedangkan tujuan penelitian ini secara khusus adalah untuk: (1) mendeskripsikan perencanaan program pemeliharaan sarana dan prasaran sekolah di SMP Negeri 1 Lebong Selatan dan SMP Negeri 1 Lebong Sakti, (2) mendeskripsikan pengaturan(organizing) program pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah di SMP Negeri 1 Lebong Selatan dan SMP Negeri 1 Lebong Sakti, (3) mendeskripsikan aktualisasi (actuating) pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah di SMP Negeri 1 Lebong Selatan dan SMP Negeri 1 Lebong Sakti, dan (4) mendeskripsikan pengawasan (controlling) pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah di SMP Negeri 1 Lebong Selatan dan SMP Negeri 1 Lebong Sakti.
D. Kegunaan Penelitian
1. Dinas Pendidikan
Manfaat yang diharapkan setelah penelitian ini selesai adalah agar hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif dalam memecahkan permasalahan di bidang sarana dan prasarana pendidikan di sekolah-sekolah negeri maupun swasta baik di Kabupaten Lebong maupun di daerah-daerah lain. Diharapkan juga hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian serupa yang lebih detil dan lebih sempurna lagi sehingga akan bermuara pada peningkatan pelayanan di bidang pendidikan kepada masyarakat yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas pendidikan bangsa Indonesia secara umum.
2. Sekolah
Bagi sekolah hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan bagi kepala sekolah dalam memberikan pembinaan terhadap petugas/pelaksana lapangan bahwa pemeliharaan sarana dan prasarana perlu diadakana secara benar dengan program perencanaan yang matang. Program perencanaan pemeliharaan ini bisa dijadikan kegiatan pemeliharaan secara terarah untuk dapat mempertahankan umur atau masa efektif dari penggunaan sarana dan prasarana sekolah itu sendiri.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dibatasai pada variable yang akan diteliti yaitu manajemen pemeliharaan sarana dan prasaran pendidikan, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan monitoring dan evaluasi program pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Lebong Selatan dan SMP Negeri 1 Lebong Sakti. Ruang lingkup pembahasan perawatan sarana dan prasarana sekolah adalah sarana dan peralatan yang berada di lingkungan sekolah menengah atas, termasuk di dalamnya peralatan kantor, laboratorium dan perpustakaan.
Objek penelitian ini adalah Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Lebong Selatan dan SMP Negeri 1 Lebong Sakti. Kedua sekolah ini berlokasi tidak jauh dengan pusat kota. SMP Negeri 1 Lebong Selatan berlokasi di jalan pariwisata II kecamatan lebong selatan. Dan SMP Negeri 1 Lebong Sakti
F. Definisi Konsep
1. Perawatan
Perawatan adalah upaya melakukan tindakan untuk membuat alat atau sarana dapat selalu dalam kondisi siap pakai dan berfungsi dengan baik. Perawatan terdiri dari perawatan terencana dan perawatan tidak terencana. Perawatan terencana ada yang bersifat preventif, korektif, dan prediktif. Perawatan tidak terencana berupa perawatan darurat atau perbaikan.
2. Manajemen
Manajemen adalah proses pengelolaan sumber daya untuk mencapai suatu tujuan secara efektif dan efisien. Dalam penerapan manajemen sumberdaya yang dikelolah meliputi 6 M, yaitu: man, money, materials, machines, method, dan minutes (manusia, uang, bahan, mesin atau peralatan, metode atau cara, dan waktu). Sedangkan fungsi manajemen meliputi empat kegiatan , yaitu planning, organizing, actuating dan controlling (perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, dan pengontrolan)
3. Sarana dan Prasarana Pendidikan
Sarana: adalah perangkat yang digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan. Dalam lembar pedoman penyelenggaraan program belajar SD, SMP dan SMA dalam majalah Gerbang , yang dimaksud sarana sekolah adalah (1) sumber belajar seperti: buku paket, buku pelengkap, buku referensi, buku bacaan, majalah, koran, modul, lembar kerjak, kaset Video, VCD, CD-ROM dan sebagainya. (2) Media pembelajaran seperti radio, cassette recorder,TV, OHP, Wireless, Slide Projector, LD/LCD/VCD/DVD Player, komputer dan sebagainya. (3) Sarana Informasi dan Teknologi (IT) seperti internet
Prasarana adalah perangkat pendukung yang digunakan untuk menunjang suatu penyelenggaraan kegiatan. Sedangkan prasarana belajar adalah ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang BK, ruang TU, ruang OSIS, ruang kelas, laboratorium, kantin, koperasi, tempat ibadah, lapangan Olahraga, kamar mandi/WC. Sasongko (2006:5.10) menyebutkan bahwa yang termasuk sarana dan prasarana pendidikan adalah alat peraga/alat praktek, laboratorium, perpustakaan, ruang keterampilan, ruang UKS, ruang Olah Raga, ruang kantor, ruang BP, gedung dan perabot.
4. Manajemen Perawatan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Manajemen perawatan sarana dan prasarana pendidikan adalah proses pengelolaan sumber daya yang ada di suatu institusi pendidikan dalam upaya melakukan tindakan untuk membuat sarana dan prasarana dapat selalu dalam kondisi siap pakai dan berfungsi dengan baik."
Source : http://ms-marizadenia.blogspot.com/2012/01/manajemen-pemeliharaan-sarana-dan.html
         Demikianlah yang dapat saya sampaikan pada kesempatan kali ini, dengan penuh harapan semoga kita semua dapat mengambil intisari dari pembahasan manajemen pemeliharaan sarana dan prasarana di sekolah menengah pertama ini. Kurang lebih nya kami mohon maaf.
0 Komentar untuk "manajemen pemeliharaan sarana dan prasarana di sekolah menengah pertama"